Friday, September 27, 2013

Pembukaan PLPG Tahap 3 Gugus BKK Supriyadi Minggu 22 September s.d 1 Oktober 2013

Acara Pembukaan PLPG Gugus BKK Supriyadi Semarang
dibuka DR. Hartono,MPd Ketua LP3 UNNES Semarang

Semarang, Bertempat di  Gedung Diklat BKK Supriyadi Semarang ,PLPG Tahap 3 untuk  Guru Kelas dan Guru Bahasa Inggris dilaksanakan tanggal 22 September dan berakhir tanggal 1 Oktober 2013.
Pada acara pembukaan DR I Made selaku Ketua Panitia PLPG melaporkan bahwa jumlah seluruh peserta yang mengikuti diklat 201 guru. “ Kegiatan direncanakan berlangsung selama 10 hari dengan jumlah jam kegiatan 90 Jam, kegiatan bersifat maraton, untuk itu peserta diharap menjaga kesehatannya” tegasnya. Materi yang disajikan pada diklat PLPG tersebut meliputi Kebijakan pengembangan profesi guru, Informasi Kurikulum 2013, Pendalaman materi bidang studi, Pendalaman materi strategi pembelajaran pada kurikulum 2013, Pendalaman materi PTK, Praktek penyusunan proposal PTK, Workshop pengembangan RPP, Peer Teaching, Post Test. Untuk pendalaman materi PTK tentang konsep dasar PTK, persiapan PTK dan Sistematika Proposal PTK. Sedangkan pengembangan RPP Kurikulum 2013 menekankan pendekatan Saintifict dan penilaian Autentik. Acara Pembukaan Diklat PLPG Gugus BKK Supriyadi dibuka secara resmi oleh DR Hartono,MPd Ketua LP3 Universitas Negeri Semarang.

Kegiatan Penyusunan Proposal Tindakan Kelas ( PTK ) dan RPP Kurikulum 2013 dengan pendekatan Saintifict  dalam Kegiatan PLPG tersebut.
 Foto bersama peserta PLPG Gugus BKK Supriyadi Tahap III.

Wednesday, September 18, 2013

Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Teknik Jigsaw

Sumber Referensi : Ahmad Sudrajat.wodpress.
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins (Arends, 2001).

Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et. al. sebagai metode pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning). Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara.
Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw adalah suatu teknik pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arends, 1997).

Model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain (Arends, 1997).


Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan” (Lie, A., 1994).
Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topic pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.


Pada model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai berikut (Arends, 1997) :
Kelompok Asal
Cooperative Learning Jigsaw-1
Kelompok Ahli
Gambar. Ilustrasi Kelompok Jigsaw
Langkah-langkah dalam penerapan teknik Jigsaw adalah sebagai berikut :
  • Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang berbeda. Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam teknik Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli (Counterpart Group/CG). Dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal. Kelompok asal ini oleh Aronson disebut kelompok Jigsaw (gigi gergaji). Misal suatu kelas dengan jumlah 40 siswa dan materi pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajarannya terdiri dari 5 bagian materi pembelajaran, maka dari 40 siswa akan terdapat 5 kelompok ahli yang beranggotakan 8 siswa dan 8 kelompok asal yang terdiri dari 5 siswa. Setiap anggota kelompok ahli akan kembali ke kelompok asal memberikan informasi yang telah diperoleh atau dipelajari dalam kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik yang ada pada kelompok ahli maupun kelompok asal.
Cooperative Learning Jigsaw-2
Gambar Contoh Pembentukan Kelompok Jigsaw
  • Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
  • Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
  • Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.
  • Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi pembelajaran.
  • Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidaklah selalu berjalan dengan mulus meskipun rencana telah dirancang sedemikian rupa. Hal-hal yang dapat menghambat proses pembelajaran terutama dalam penerapan model pembelajaran kooperatif diantaranya adalah sebagai berikut :
  1. Kurangnya pemahaman guru mengenai penerapan pembelajaran kooperatif.
  2. Jumlah siswa yang terlalu banyak yang mengakibatkan perhatian guru terhadap proses pembelajaran relatif kecil sehingga yang hanya segelintir orang yang menguasai arena kelas, yang lain hanya sebagai penonton.
  3. Kurangnya sosialisasi dari pihak terkait tentang teknik pembelajaran kooperatif.
  4. Kurangnya buku sumber sebagai media pembelajaran.
  5. Terbatasnya pengetahuan siswa akan sistem teknologi dan informasi yang dapat mendukung proses pembelajaran.
Agar pelaksanaan pembelajaran kooperatif dapat berjalan dengan baik, maka upaya yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
  1. Guru senantiasa mempelajari teknik-teknik penerapan model pembelajaran kooperatif di kelas dan menyesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.
  2. Pembagian jumlah siswa yang merata, dalam artian tiap kelas merupakan kelas heterogen.
  3. Diadakan sosialisasi dari pihak terkait tentang teknik pembelajaran kooperatif.
  4. Meningkatkan sarana pendukung pembelajaran terutama buku sumber.
  5. Mensosialisasikan kepada siswa akan pentingnya sistem teknologi dan informasi yang dapat mendukung proses pembelajaran.

Tuesday, September 17, 2013

Siswa SDN Slawi Kulon 03 Raih Juara I dan 3 Lomba Siswa Berprestasi Tingkat Kabupaten Tegal 2013



Slawi- Hari Selasa, 10 September 2013 kemarin sebanyak 36 peserta yang mewakili 18 UPTD Dikpora Kecamatan Se-kabupaten Tegal mengikuti ajang lomba Siswa berprestasi SD/MI tingkat Kabupaten Tegal Tahun 2013. Lomba rutin Dinas Dikpora Kabupaten Tegal tersebut digelar di SDN Trayeman 03.
Materi lomba meliputi materi akademik yaitu terdiri dari tes tertulis dan Non Akademik yang berupa penilaian kepribadian,penilaian piagam kejuaraan, ketrampilan serta komputer dan kepemimpinan. UPTD Dikpora Slawi diwakili oleh Ananda Diana Danuresta dan Juan Pradana yang semuanya berasal dari SDN Slawi Kulon 03 yang terseleksi melalui lomba siswa berprestasi tingkat Kecamatan Slawi beberapa bulan yang lalu. Dengan ikhtiar,skill yang mumpuni kedua siswa tersebut serta berkat doa dari berbagai pihak. Puji syukur Siswa SDN Slawi Kulon 03 pada lomba siswa berpresatasi kali ini, Ananda Diana Danuresta meraih Juara I kategori putri dan Juara III Ananda Juan Pradana untuk  Kategori Putra

Friday, September 6, 2013

Tumbuhan sebagai Produsen Biosfer



 
Tumbuhan memiliki organ-organ yang terdiri  dari  daun,
batang, akar, dan bunga.  Tumbuhan  mampu membuat  (mensintesis)
makanan sendiri, namun tidak semua  tumbuhan  dapat
melakukannya. Hanya tumbuhan berhijau daun yang dapat
membuat makanan sendiri. Warna hijau pada daun disebabkan
daun-daun mengandung zat hijau daun yang disebut klorofil.
Dengan klorofil itulah tumbuhan  dapat mengolah makanannya.
Klorofil  merupakan  pigmen fotosintesis  yang dijumpai pada
kebanyakan  tumbuhan,  alga  dan  sianobakteria. Namanya berasal
dari bahasa  Greek  lama:  chloros  =  hijau  dan  phyllon  =  daun.
Klorofil berfungsi untuk mengubah  energi  cahaya  matahari
menjadi  energi kimiawi yang disimpan dalam bentuk gula  pada
tumbuhan dalam proses yang disebut fotosintesis. Klorofil terdapat
di dalam kloroplas. Energi cahaya yang diserap klorofil inilah yang
menggerakkan sintesis molekul makanan dalam kloroplas.
Tumbuhan  hijau bisa membuat makanannya sendiri
dengan bantuan sinar matahari dari bahan dasar berupa air dan
garam mineral yang diserap dari dalam tanah serta
karbondioksida dari udara. Hasil fotosintesis berupa makanan tadi
lalu disalurkan ke seluruh bagian tumbuhan, termasuk batang,
bunga, dan buah. Fotosintesis menyediakan makanan bagi hampir
seluruh kehidupan di dunia baik secara langsung atau tidak
langsung.

Wednesday, September 4, 2013

APRESIASI SASTRA



 
a.  Ciri-ciri puisi
Berdasarkan  sejarah  perpuisian Indonesia modern, secara garis besar puisi dapat
dibagi menjadi: Puisi Lama, Puisi Balai Pustaka, Puisi Pujangga Baru atau Puisi Baru,
Puisi Angkatan 45 atau Puisi Bebas,  dan  Puisi Kontemporer.  sesuai dengan tujuan,
pembahasan apresiasi puisi ini dibatasi  pada jenis, ciri-ciri, dan contoh-contoh    Puisi
Lama dan  Puisi Baru.

1)  Puisi Lama
Puisi Lama (sering disebut juga puisi Melayu Lama) adalah puisi yang
memancarkan kehidupan masyarakat lama, adat istiadat, dan kebiasaan
masyarakat lama (Alisjahbana,1954: 4). Kita mengenal beberapa jenis puisinya,
antara lain: pantun, syair, gurindam, dan talibun.
Pantun adalah jenis puisi lama yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(a)  setiap baitnya terdiri atas empat larik/baris;
(b)  memiliki rima akhir (persamaan bunyi) /a/-/b/-/a/-/b/;
(c)  tiap larik biasanya terdiri atas empat kata; (d) larik pertama dan kedua
merupakan sampiran (semacam teka-teki), sedangkan larik ketiga dan keempat
merupakan isi. Berikut beberapa contohnya.
Elok rupanya si kumbang jati,
dibawa itik pulang petang.
Tidak terkata besar hati,
melihat ibu sudah datang.
Hiu beli belanak pun beli,
udang di Manggung beli pula.
Adik benci kakak pun benci,
orang di kampung benci pula.