Slawi- Adik adik,
Kabupaten Tegal selain terkenal dengan Warteg dan Industri-industri kecil logam
juga banyak menyimpan situs – situs sejarah yang perlu kita kenal lho. Oh ya,
kali ini penulis akan menyampaikan sekelumit pengetahuan kepada kalian semua
selama perjalanan saat kegiatan tengah semester kemarin, Sabtu 23 Maret 2013.
Kali ini siswa kelas 5 dan 6 SDN Slawi Kulon 03 mengadakan keliling dengan
mengendarai alat transportasi tradisional yakni Dokar atau yang kita kenal
Delman. Kebetulan jumlah delmannya cukup banyak nih yaitu 28 Delman...banyak
khan. Start dari Sekolah kami mengadakan perjalanan mengelilingi Kota Slawi,
melewati Gedung Pemda Kabupaten Tegal, Kantor DPRD Kab Tegal, Kantor Dikpora
Kab Tegal serta taman-taman kota yang cukup asri dan indah hingga sampailah ke
sebuah Situs bersejarah di kabupaten Tegal.. Yaitu tepatnya di Desa Kalisoka.
Kita mengenalnya makam Purbaya.
Sayid Abdul Ghoffar atau dikenal
dengan Pangeran Purbaya adalah salah satu Putera Raja Mataram (Panembahan
Senopati). Semasa hidupnya Pangeran Purbaya mengabdikan diri untuk kepentingan
penyebaran agama islam, meskipun sebenarnya Beliau mendapatkan bimbingan dan
ajaran berbagai keilmuan baik ilmu Tata negara, Kanuragan, serta ajaran agama
islam. Salah seorang guru Beliau adalah kakeknya sendiri yaitu Ki Gede
Pemanahan.
Dalam pengembaraannya Beliau telah
sampai di Tlatah Palembang, Pasundan, Banten, Kuningan, Sumedang, dan terakhir
Beliau mukim di Kalisoka hingga wafat. Pangeran Purbaya beristerikan puteri
pembayun anak Ki Gede Sebayu bernama RR. Giyanti Subalaksana. Ki Gede Sebayu
sendiri dikenal sebagai tokoh di Tlatah Tegal sebagai Juru Demung yang diangkat
oleh Raja Mataram (Panembahan senopati) sampai puncak keberhasilannya membangun
Bendungan Danawarih dan memakmurkan wilayah Tegal dan sekitarnya. Dalam sejarah
pengangkatan beliau sebagai Juru Demung merupakan mula pertama adanya
pemerintahan yang diakui oleh Kerajaan Mataram di Tlatah Tegal sekitar tahun
1601 Masehi.
Beberapa peninggalan Pangeran
Purbaya yang masih ada, yaitu bangunan Masjid Kasepuhan di Kalisoka, Khalwat
(tempat dzikir bawah tanah) di Kalisoka, Balong ikan di Desa Cenggini Kecamatan
Balapulang, dan beberapa benda-benda milik Beliau yang saat ini disimpan oleh
keluarga. Keturunan Pangeran Purbaya tersebar di beberapa daerah Tegal, Brebes,
Pemalang, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Hingga wafatnya, Pangeran Purbaya
tidak dikenal sebagai tokoh pemerintahan atau Umara, tetapi lebih dikenal
sebagai tokoh penyebar agama islam atau Ulama meskipun Beliau adalah putera
seorang Raja Mataram.