Sumber Posting : Wikipedia
Tangkuban Parahu
atau Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh
di sekitarnya, Gunung Tangkuban Perahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter.
Bentuk gunung ini adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang
berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan
kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan saat
gunung tidak aktif adalah uap belerang.
Daerah Gunung Tangkuban Perahu
dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya adalah 17 oC
pada siang hari dan 2 oC pada malam hari.
Gunung Tangkuban
Perahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan
Dipterokarp Atas, hutan Montane,
dan Hutan Ericaceous
atau hutan gunung.
Legenda rakyat
Asal-usul Gunung
Tangkuban Perahu dikaitkan dengan legenda Sangkuriang, yang dikisahkan jatuh cinta kepada ibunya, Dayang
Sumbi/Rarasati. Untuk menggagalkan niat anaknya menikahinya, Dayang Sumbi
mengajukan syarat supaya Sangkuriang membuat sebuah telaga dan sebuah perahu
dalam semalam. Ketika usahanya gagal, Sangkuriang marah dan menendang perahu
itu sehingga mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu inilah yang kemudian
membentuk Gunung Tangkuban Parahu.
Gunung Tangkuban
Parahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih
menunjukkan tanda tanda keaktifan gunung ini. Di antara tanda aktivitas gunung
berapi ini adalah munculnya gas belerang dan sumber-sumber air panas di kaki
gunungnya, di antaranya adalah di kasawan Ciater, Subang. Gunung Tangkuban Parahu pernah
mengalami letusan kecil pada tahun 2006, yang menyebabkan 3 orang luka ringan.
Keberadaan gunung ini
serta bentuk topografi Bandung yang berupa cekungan dengan bukit
dan gunung di setiap sisinya menguatkan teori keberadaan sebuah telaga besar
yang kini merupakan kawasan Bandung. Diyakini oleh para ahli geologi bahwa
kawasan dataran tinggi Bandung dengan ketinggian kurang lebih 709 m di atas
permukaan laut merupakan sisa dari danau besar yang terbentuk dari pembendungan
Ci Tarum oleh letusan gunung api purba yang dikenal sebagai Gunung Sunda dan Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung
Sunda purba yang masih aktif. Fenomena seperti ini dapat dilihat pada Gunung Krakatau di Selat Sunda dan kawasan Ngorongoro di Tanzania, Afrika. Sehingga legenda Sangkuriang yang merupakan cerita
masyarakat kawasan itu diyakini merupakan sebuah dokumentasi masyarakat kawasan
Gunung Sunda Purba terhadap peristiwa pada saat itu.
No comments:
Post a Comment