1. Pendahuluan
Semua
bangsa di dunia merupakan warga dunia. Kemajuan teknologi
membuat
semua warga dunia saling berhubungan dan menjadi bagian yang tak
terpisahkan.
Istilah globalisasi berkaitan erat dengan kata “globe”. Istilah
globalisasi
muncul bersamaan dengan berkembangnya teknologi yang semakin
modern.
Kemajuan teknologi membuat batas
antarnegara tidak terasa lagi.
Jarak tidak lagi menjadi hambatan untuk berkomunikasi. Peristiwa yang terjadi
di belahan bumi yang satu dapat disaksikan di belahan bumi yang lain. Globalisasi dapat berarti mendunia.
Globalisasi menyebabkan minuman ringan dalam kemasan, seperti orange juice,
Coca Cola, maupun alat komunikasi misalnya HP yang diproduksi oleh
negara lain, dapat dengan mudah dikunsumsi oleh warga negara di seluruh dunia.
Globalisasi
telah mendorong pelaksanaan perdagangan internasional
menjadi
semakin pesat. Perdagangan internasional
merupakan salah satu bentuk
kerja
sama ekonomi antarnegara. Setiap negara di dunia semakin sadar akan
perlunya
kerja sama antarbangsa, tidak hanya terbatas pada perdagangan saja,
namun meluas pada usaha-usaha untuk ikut aktif
dalam pembangunan ekonomi.
Atas
kesadaran tersebut, muncul bermacam-macam lembaga kerja sama ekonomi
baik
dalam bentuk bilateral regional, maupun
internasional. Dinamika
perekonomian
dunia turut memberi warna pada sistem perekonomian yang
diterapkan
Indonesia pada era globalisasi, sehingga
terjadi perubahan sistem
2. Peran Indonesia pada Era Globalisasi
Globalisasi menunjuk pada
proses makin menguatnya kesadaran
mengenai dunia sebagai satu kesatuan. Dalam era
globalisasi, pengaruh
antarnegara di dunia ini
cepat menyebar. Di era globalisasi ini jika ada kejadian
atau peristiwa di suatu
wilayah, maka berpengaruh pula terhadap wilayah lain.
Globalisasi
telah mampu mendorong terjadinya perubahan di dunia. Globalisasi ditandai dengan menyatunya perekonomian
nasional dengan perekonomian dunia. Proses globalisasi diyakini akan memberikan
keuntungan
bagi negara-negara yang terlibat di dalamnya. Adanya globalisasi akan mendorong
negara untuk mengekspor apa yang mereka produksi dan mengimpor apa yang tidak mereka produksi.
Akses internet sebagai salah satu bukti
globalisasi
Globalisasi
terdiri atas tiga fase. Fase pertama, globalisasi dimulai sejak
abad
ke-15 yang ditandai dengan ekspansi bangsa-bangsa Eropa ke beberapa
wilayah
Negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin serta penduduk kulit kulit putih atas tanah
Amerika Utara dan Australia. Pada masa ini, negara-negara Eropa
menyebarkan
kekuasaan mereka hampir di seluruh dunia. Inggris, Perancis,
Belanda,
Spanyol, Portugal, Jerman, dan Amerika Serikat, mengambil banyak
barang
dari Dunia Ketiga. Pada saat yang sama, ekspansi perdagangan global
yang
pesat selama periode ini, para penguasa
Eropa juga menguasai bahan baku dari wilayah penjajahannya, misalnya mengambil bulu binatang dan kayu
gelondongan
dari Kanada, dan sebagainya.
Fase
kedua, dikenal sebagai era pembangunan. Pada periode ini ditandai
dengan
masa kemerdekaan dunia ketiga secara fisik. Pada fase kedua ini
kolonisasi
tidak terjadi secara fisik, namun penjajahan secara ideologi, konsep dan ekonomi
telah ditanamkan melalui teori-teori pembangunan, sehingga hampir semua
negara-negara Dunia Ketiga melaksanakan pembangunan nasionalnya. Fase
pembangunan ini berakhir dengan krisis di sebagian besar negara-negara berkembang.
Fase ketiga, terjadi
menjelang abad 21 atau penghujung abad 20, yang
ditandai dengan
liberalisasi di segala bidang. Sejak saat itu, suatu era baru telah muncul menggantikan era
sebelumnya dan dunia memasuki era globalisasi.
Globalisasi yaitu suatu
proses pengintegrasian ekonomi nasional kepada sistem
ekonomi dunia berdasarkan
keyakinan pada perdagangan bebas yang
sesungguhnya telah
dirancang sejak zaman kolonialisme.
Globalisasi tidak hanya
menyangkut produk yang mendunia namun juga
menyangkut seluruh aspek
kehidupan manusia, mulai dari pakaian, makanan,
tingkah
laku, maupun teknologi. Globalisasi
telah membawa perubahan perilaku
dalam
kehidupan masyarakat, baik bidang politik, ekonomi, sosial, maupun
budaya. Globalisasi telah membawa dampak positif budaya. Globalisasi telah membawa dampak positif
maupun negatif terhadap
kehidupan
kita. Berikut ini beberapa contoh pengaruh globalisasi terhadap
kehidupan
masyarakat:
a. Gaya hidup
Arus
globalisasi telah membuat gaya hidup masyarakat berubah sehingga
muncul
ungkapan “time is money”. Dampak
positifnya, masyarakat dituntut
untuk
lebih menghargai waktu dan bekerja secara disiplin untuk memperoleh
hasil
yang lebih baik. Namun, sisi negatifnya,
masyarakat meniru gaya hidup
bangsa
lain yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
b. Makanan
Globalisasi telah
menyebabkan menu makanan yang tersaji di restoran tidak
hanya menu makanan
Indonesia namun juga menu dari restoran Italia seperti
pizza, dan
spaghetti serta menu dari Jepang
misalnya udon, sushi, dan
sebagainya.
c. Pakaian
Globalisasi menyebabkan
baju jas yang awalnya menjadi budaya bangsa
Barat, kini menjadi baju
internasional. Demikian pula celana
jeans yang telah
menjadi model pakaian
global. Baju kaos yang lazim
disebut T-shirt telah
menjadi pakaian yang biasa
ditemukan di mana pun.
d. Komunikasi
Kita bisa melakukan
komunikasi dengan lebih mudah dan cepat, bahkan
dengan orang-orang yang
jauh di negara lain melalu, dan peralatan komunikasi
yang canggih seperti
telepon seluler, internet, dan sebagainya.
e. Transportasi
Arus
globalisasi menyebabkan pergerakan orang dan barang menjadi semakin
cepat
dan mudah. Perpindahan orang dan barang dilakukan dengan alat
angkutan
yang modern dalam waktu yang singkat, menggunakan pesawat
terbang.
f. Nilai-nilai tradisi
Dalam
era globalisasi, segala nilai atau tradisi telah bercampur. Ada kalanya
nilai
dan tradisi asli digantikan dengan nilai dan tradisi dari luar, sehingga kita
harus
bisa mengambil tradisi yang baik dan membuang tradisi yang buruk Bukti dari
globalisasi dapat kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari,
diantaranya:
a. Periklanan
Dalam
era globalisasi, produsen berusaha memperkenalkan produknya agar
disukai
konsumen melalui iklan dengan mengandalkan berbagai teknologi
komunikasi
diantaranya radio, televisi, internet, dan sebagainya.
b. Pariwisata
Seiring dengan kemajuan
teknologi komunikasi, promosi pariwisata semakin
gencar. Kemajuan teknologi
transportasi telah mendorong orang banyak
bepergian ke tempat atau
negara lain dengan menggunakan kapal laut,
pesawat terbang, kereta
api, dan lain-lain.
c. Migrasi
Di era globalisasi,
penduduk suatu negara mudah berpindah ke negara lain
sesuai syarat yang
ditentukan.
d. Telekomunikasi
Perkembangan teknologi
komunikasi melalui satelit membuat jarak tidak lagi
menjadi hambatan
komunikasi. Komunikasi jarak jauh melalui internet
memungkinkan kita
melakukan chatting, mengirim
e-mail maupun melakukan
teleconference.
Peran penting Indonesia
pada era globalisasi berupa kekayaan budaya
yang beragam dan sumber daya yang melimpah. Untuk
mengoptimalkan
perannya, Indonesia perlu
membuka diri bekerja sama dengan pengusaha asing
terutama dalam hal
permodalan dan tenaga ahli. Peran
Indonesia pada era
globalisasi juga telihat
dari keikutsertaan negara Indonesia dalam kerja sama
internasional dengan
negara-negara lain.
a. Kerja Sama Antarnegara di Bidang Ekonomi
1) ASEAN (Association of South East Asian
Nations)
Organisasi ASEAN didirikan
pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. ASEAN merupakan organisasi
kerja sama regional yang beranggotakan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Organisasi ini lahir melalui Deklarasi Bangkok, yang ditanda-tangani para menteri luar negeri dari Indonesia, Malaysia,
Thailand, Filipina, dan Singapura. Anggota ASEAN kemudian bertambah menjadi
tujuh negara dengan masuknya secara resmi Brunei Darussalam dan Vietnam. Saat
ini, anggota ASEAN berjumlah sepuluh
negara dengan masuknya Kamboja, Laos, dan Myanmar sebagai anggota baru.
Tujuan ASEAN sebagai
berikut:
a) Mempercepat pertumbuhan ekonomi, sosial, dan
kebudayaan di
wilayah Asia Tenggara.
b) Memajukan perdamaian dan stabilitas keamanan
di Asia Tenggara.
c) Meningkatkan kerja sama secara aktif dan
saling bantu dalam bidang
ekonomi, sosial,
teknologi, kebudayaan, ilmu pengetahuan,
teknik, dan
administrasi.
d) Saling membantu dalam fasilitas-fasilitas
latihan dan penelitian dalam
bidang penelitian,
profesi, teknik dan administrasi.
e) Bekerja sama dalam memanfaatkan bidang-bidang
pertanian dan
industri.
f) Meningkatkan studi mengenai Asia Tenggara.
g) Memelihara kerja sama yang erat dan
menguntungkan dengan
organisasi internasional
dan regional serta mengusahakan jalan
untuk
lebih mempererat kerja
sama antara negara-negara anggota.
Untuk menyelenggarakan
kerja sama intern khususnya dalam
bidang ekonomi, maka
dibentuk komite-komite sebagai berikut:
a) Komite Bahan Makanan, Pertanian, dan
Kehutanan (Committee on
Food Agriculture
and Forest = COFAF). Komite ini berkedudukan di
Indonesia dan melakukan
kegiatan dengan mengadakan berbagai
proyek. Selanjutnya, dalam
pelaksanaannya untuk suplai bahan
makanan atau kebutuhan pokok
dikoordinasi oleh Indonesia, perikanan
oleh Thailand, kehutanan
oleh Malaysia, dan pertanian oleh Filipina.
Komite ini mengadakan
kerja sama dengan sesama anggota ASEAN
dan menjalin hubungan
dengan negara-negara lain atau organisasi
yang lain, misalnya: Uni
Eropa, Jepang, Selandia Baru, dan Australia.
b) Komite Perdagangan dan Pariwisata (Committee
on Trade and
Tourism = COTT)
Komite ini berkedudukan di
Singapura dan melakukan kegiatan seperti
mengadakan perjanjian
perdagangan ASEAN dan mengadakan promosi
kepariwisataan. c) Komite Keuangan dan Perbankan (Committee on Finance and Banking)
Komite ini berkedudukan di
Thailand. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
adalah seperti pembentukan
dana, memberikan pendukung perpajakan
yang sesuai dengan
undang-undang yang berlaku dan mencari bantuan
modal dari negara-negara
maju.
d) Komite Industri, Pertambangan, dan Energi
(Committee on Industri,
Mining and Energy = OIME) Komite yang berkedudukan di Filipina
ini
melakukan kegiatan dalam
bidang industri pertambangan dan energi.
e) Komite Transportasi dan Komunikasi (Committee
on Transportation and
Communication)
Komite yang berkedudukan
di Malaysia ini melakukan kegiatan di bidang
transportasi dan
komunikasi. Pelaksanaan kegiatannya
dibagi dalam
sub-sub komite, yaitu sub
komite perhubungan darat, subkomite
pelayanan dan pelabuhan,
dan subkomite pos dan telekomunikasi.
f) Komite Kebudayaan dan Informasi (Committee On
Cultural and
Information)
Komite ini melakukan
kegiatan dalam bidang kebudayaan dan informasi.
Misalnya, pengembangan
misi budaya, baik di kawasan ASEAN
maupun di luar ASEAN.
Tukar-menukar informasi di antara negara-negara ASEAN contohnya mengadakan
pameran budaya. 2) MEE (Masyarakat
Ekonomi Eropa) atau EEC (European Economic
Community)
MEE (Masyarakat Ekonomi
Eropa) didirikan pada tahun 1957
berdasarkan
perjanjian antarnegara Eropa Barat di
Roma-Italia. MEE
mengadakan kerja sama di
bidang perdagangan dengan negara-negara
ASEAN termasuk Indonesia.
Pada tanggal 4 April 1977 diselenggarakan
konferensi di Brussel
antara MEE dengan ASEAN untuk membahas kerja
sama.
Tujuan MEE yang sekarang dikenal dengan istilah Pasaran
Bersama
Eropa
(PBE) adalah sebagai berikut.
a) Memperoleh perkembangan yang harmonis dalam
kegiatan ekonomi
antarnegara-negara
anggota.
b) Meningkatkan taraf hidup masyarakat khususnya
negara-negara
anggota.
c) Mempererat kerja sama ekonomi pada
anggota-anggota MEE.
3) Colombo Plan (Rencana Colombo)
Rencana
Colombo adalah suatu badan yang dibentuk oleh negara-negara persemakmuran
Inggris pada tahun 1950, melalui
konferensi yang
diselenggarakan
di Colombo, ibu kota Sri Lanka,
merencanakan untuk
membantu
negara-negara terbelakang, yang baru merdeka, dan sedang
berkembang.
Tujuan
rencana Colombo adalah sebagai berikut:
a) Memberikan bantuan dalam lapangan pertanian,
perbaikan lalu lintas,
perkembangan,
perindustrian, dan lain-lain.
b) Meningkatkan kehidupan negara-negara yang
baru merdeka dan
sedang
berkembang.
c) Memberikan bantuan ekonomi dan kerja sama di
bidang teknologi.
d) Menyelenggarakan pembinaan teknik dalam
bidang administrasi,
pangan,
pertanian, kehutanan, kesehatan,
pendidikan, teknologi,
komputer,
dan minyak bumi.
Negara-negara
yang menerima bantuan tersebut adalah negara-negara Asia Tenggara (Indonesia,
Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand)
dan
negara-negara di Asia Barat Daya. Realisasi dari bantuan itu
dimanfaatkan
dalam bidang kesehatan untuk program
Keluarga Berencana
(KB),
pendidikan, dan kebudayaan dengan pengiriman tenaga dosen serta
guru
untuk belajar di Singapura dan Malaysia.
Negara-negara yang
tergabung
dalam Colombo Plan yaitu:Pakistan, India,
Sri Lanka, Australia,
Selandia
Baru, Kanada dan Inggris. 4) APEC (Asia
Pacific Economic Cooperation)
APEC
merupakan organisasi kerja sama regional di kawasan Asia
Pasifik
yang beranggotakan 18 negara di dunia.
APEC didirikan pada tahun
1989
dan hingga kini telah beberapa kali bersidang. Dalam pertemuan kedua
para
pemimpin negara-negara APEC di Bogor (Indonesia) pada November
1994
dicetuskan deklarasi yang kemudian populer disebut Deklarasi Bogor
yang
terdiri atas sebelas butir pernyataan.
Salah satu butir penting dalam
deklarasi itu menyatakan
bahwa di antara negara-negara anggota APEC
akan diberlakukan suatu
sistem yang disebut perdagangan bebas. 4)
APEC (Asia Pacific Economic Cooperation)
APEC merupakan organisasi
kerja sama regional di kawasan Asia
Pasifik yang beranggotakan
18 negara di dunia. APEC didirikan
pada tahun
1989 dan hingga kini telah
beberapa kali bersidang. Dalam pertemuan kedua
para pemimpin
negara-negara APEC di Bogor (Indonesia) pada November
1994 dicetuskan deklarasi
yang kemudian populer disebut Deklarasi Bogor
yang terdiri atas sebelas
butir pernyataan. Salah satu butir
penting dalam
deklarasi itu menyatakan
bahwa di antara negara-negara anggota APEC
akan diberlakukan suatu
sistem yang disebut perdagangan bebas.
9
Perdagangan bebas akan
diberlakukan dalam dua tahap, yakni diterapkan
pada tahun 2010 di
kalangan negara-negara maju anggota APEC dan untuk
negara-negara yang masih
berkembang diterapkan pada tahun 2020. Dalam
pertemuan ketiga APEC di
Osaka (Jepang) disepakati bahwa perdagangan
bebas tersebut akan
diberlakukan untuk semua sektor perdagangan.
Tujuan pokok APEC adalah
melakukan liberalisasi perdagangan dan
investasi, serta
meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan kualitas
sumber daya manusia untuk
meningkatkan pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi di kawasan Asia
Pasifik. Anggota APEC adalah: Australia,
Indonesia, Papua Nugini,
Brunei Darussalam, Jepang, Filipina, Kanada,
Korea Selatan, Singapura,
Cili, Malaysia, Taiwan, Cina, Meksiko, Thailand,
Peru, Rusia, Vietnam,
Selandia Baru, dan Amerika Serikat.
5) AFTA (Asean Free Trade Area)
AFTA
merupakan wujud kesepakatan dari negara-negara ASEAN
untuk
menciptakan kawasan perdagangan bebas
dengan ciri tidak ada
hambatan
tarif (bea masuk 0 – 5%) maupun hambatan tarif bagi negara-negara
anggota ASEAN. AFTA dibentuk pada saat Konferensi Tingkat Tinggi
(KTT)
ASEAN ke-4 di Singapura tahun 1992. Kemudian diberlakukan secara
penuh
bagi Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, dan Brunei
Darussalam
sejak 1 Januari 2002, sedangkan bagi Vietnam tahun 2006,
Laos
dan Myanmar tahun 2008, serta Kamboja tahun 2010.
Adapun
tujuan dibentuknya AFTA adalah untuk meningkatkan daya
saing
ekonomi negaranegara ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai
basis
produksi pasar dunia. Selain itu juga untuk menarik penanam modal
dan
meningkatkan perdagangan antarnegara
anggota ASEAN.
Perkembangan
terakhir dalam AFTA adalah adanya kesepakatan untuk
menghapus semua bea masuk
impor barang bagi Brunei Darussalam,
Indonesia, Malaysia,
Filipina, Singapura, dan Thailand pada
tahun 2010,
sedangkan
bagi Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam pada tahun 2015.
No comments:
Post a Comment