Tuesday, November 13, 2012

Pembelajaran Model Cooperative Learning

 Slawi -  Cooperative learning adalah suatu pembelajaran yang merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di mana peserta didik bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pembelajaran (Robert E.Slavin, 2005:4). Cooperative learning sering kali digunakan sebagai suatu strategi pembelajaran yang efektif karena mengedepankan kelancaran interaksi antar peserta didik ataupun antara peserta didik dengan pendidik.
            Cooperative adalah mengerjakan sesuatu bersama-sama dengan saling membantu satu sama lain sebagai satu tim. Sedangkan Cooperative Learning artinya belajar bersama-sama, saling membantu antara satu sama lain dalam belajar dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya (Eng Tek dalam Kanda, 2001: 27


 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Cooperative Learning adalah menyangkut teknik mengelompokkan yang didalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama pada kelompok kecil yang umumnya tediri dari empat atau lima orang.
Suasana Ceria Pembelajaran dengan Model Cooperative Learning Kelas IV C
SD Negeri Slawi Kulon 03 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal
Siswa Mendiskusikan secara berkelompok materi IPA dengan tutor sebaya

 Kerjasama positif dalam pembelajaran Cooperative menjadikan siswa berani mengungkapkan
pendapat dan pemahaman materi lebih berkesan
Kesibukan siswa mengerjakan tugas yang terstruktur menjadikan mereka lebih aktif 
dan kreatif dengan tidak meninggalkan PAKEM

                    A.  Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan suatu masalah, menyelesaikan suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya. Bukanlah pembelajaran kooperatif jika siswa duduk bersama dalam kelompok-kelompok kecil dan mempersilakan salah seorang diantaranya untuk menyelesaikan pekerjaaan seluruh kelompok. Pembelajaran kooperatif menekankan pada kehadiran teman sebaya yang berinteraksi antar sesamanya sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan atau membahas sebuah masalah atau tugas.

                     B. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

              1.  Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi   
                   belajarnya.
              2.  Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
              3.  Bilamana mungkin, anggota kelompok barasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin
                   berbeda-beda.
              4.  Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.

                     C.  Tujuan Pembelajaran Kooperatif

               1.   Hasil Belajar Akademik
               2.    Penerimaan terhadap Perbedaan Individu
               3.    Pengembangan Ketrampilan Sosial

                    D. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

                    Fase    Kegiatan guru
                    Fase 1
                    Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa


                    Fase 2
                    Menyajikan informasi

                    Fase 3
                    Mengorganisasikan  siswa ke dalam  kelompok-kelompok  belajar

                    Fase 4
                    Membimbing kelompok bekerja dan belajar

                    Fase 5
                    Evaluasi

                    Fase 6
                    Memberikan penghargaan  

            Ada lima unsur dasar yang membedakan Cooperative Learning dengan kerja kelompok, ciri Cooperative Learning yaitu akuntabilitas individual, interaksi tatap muka, keterampilan seusia, proses kelompok dan saling ketergantungan yang positif.
Ketergantungan positif adalah perasaan diantara anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lainnya pula atau sebaliknya. Untuk menciptakan suasana tersebut, guru perlu merancang struktur kelompok, tugas-tugas kelompok yang memungkinkan setiap siswa untuk belajar mengevaluasi dirinya dengan teman kelompoknya dalam penguasaan dan kemampuan memahami bahan pelajaran.
            Kondisi seperti ini memungkinkan setiap siswa merasa adanya ketergantungan secara positif pada anggota kelompok lainnya dalam mempelajari dan menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya, yang mendorong setiap anggota kelompok untuk bekerja sama.
Penyerapan model Cooperative Learning dalam pembelajaran dimaksudkan untuk memperkuat pelajaran akademik setiap anggota kelompok dengan tujuan agar para siswa lebih berhasil dalam belajar dari pada belajar sendiri. Sebagai konsekuensinya untuk menjamin bahwa setiap siswa berhasil dan benar-benar bertanggung jawab terhadap pelajarannya sendiri maka setiap siswa harus diberi tanggung jawab secara individual untuk mengerjakan bagian tugasnya sendiri dan mengetahui apa yang telah ditargetkan dan yang harus dipelajari. Oleh karena itu, unsur terpenting yang harus dipahami oleh para guru adalah apabila tugas dibagi dalam kelompok jangan sampai hanya diperiksa/dievaluasi atau tidaknya tugas itu dikerjakan secara kelompok, melainkan harus terjadi interdepensi tugas antara kelompok karena tujuan Cooperative Learning bukan terselesaikannya tugas-tugas kelompok, tetapi para siswa belajar dalam kehidupan kelompok yang mampu saling membelajarkan antar anggota kelompoknya
             Ketergantungan yang positif dalam Cooperative Learning akan memotivasi para siswa untuk bertanggung jawab terhadap keberhasilan temannya, kemampuan untuk saling mempengaruhi dalam membuat alasan dan kesimpulan antara satu dengan yang lain, social modeling, dukungan social, apabila guru dalam menstruktur kelompok dalam bentuk interaksi tatap muka. Interaksi tatap muka selain memberikan motivasi yang penting bagi performans seorang siswa juga akan meningkatkan saling mengetahui keberhasilan akademik setiap siswa dan personal masing-masing. Cara ini akan mendukung dan memperkuat makna ketergantungan yang positif dan mempermudah siswa untuk mempromosikan keberhasilan siwa yang lain sebagai keberhasilan kelompok.
Penguasaan keterampilan sosial dalam Cooperative Learning perlu dimiliki para siswa terutama dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok. Namun karena para siswa baru saja ditempatkan dalam kelompok-kelompok dan diharapkan dapat menerapkan keterampilan sosial yang tepat, maka tidak secara otomatis mereka akan mampu menerapkannya dengan baik. Sedangkan dalam Cooperative Learning para siswa dituntut untuk memiliki kemampuan interaksi seperti mengajukan pendapat, mendengarkan opini teman, menampilkan kepemimpinan, kompromi, negoisasi dan klasifikasi secara teratur untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Oleh karena itu, untuk memenuhi persyaratan tersebut, guru perlu menerangkan dan mempraktekkan tingkah laku dan sikap-sikap interaksi sosial yang diharapkan untuk dilakukan.
             Proses kelompok terjadi ketika anggota kelompok mendiskusikan seberapa baik mereka mencapai tujuan dan memelihara kerjasama yang efektif. Para siswa perlu mengetahui tingkat-tingkat keberhasilan pencapaian tujuan dan efektivitas kerjasama yang telah dilakukan.
Untuk memperoleh informasi itu, para siswa perlu mengadakan perbaikan-perbaikan secara sistematis tentang bagaimana mereka telah bekerja sama sebagai satu tim, dalam hal :
•    Seberapa baik tingkat pencapaian tujuan kelompok
•    Bagaimana mereka saling membantu satu sama lain
•    Bagaimana mereka bersikap dan bertingkah laku positif untuk memungkinkan setiap individu dan
      kelompok secara keseluruhan menjadi berhasil, dan
•    Apa yang mereka butuhkan untik melakukan tugas-tugas yang akan datang supaya lebih berhasil.
          Sesuai dengan filosofi kontruktivisme, bahwa dalam proses pembelajaran guru tidak mendokrinasi gagasan saintifik, sehingga sistem perubahan gagasan siswa adalah siswa itu sendiri. Guru hanya berperan sebagai fasilitator, penyedia “kondisi” supaya proses pembelajaran dalam upaya memperoleh konsep pengukuran volume berlangsung benar. Beberapa pola yang harus dikembangkan oleh guru yang mengacu kepada Cooperative Learning sesuai dengan filosofi kontruktivisme adalah :
•    Guru mengarahkan siswa untuk melaksanakan diskusi kelompok
•    Mendorong siswa untuk mengadakan penelitian sederhana lewat alat peraga yang dimanipulasi
•    Guru mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan praktis dan memberi peluang untuk mempertanyakan dan memodifikasi serta mempertajam gagasannya