Sunday, March 24, 2013

KEGIATAN TENGAH SEMESTER II : KUNJUNGAN KE KALISOKA



Slawi- Adik adik, Kabupaten Tegal selain terkenal dengan Warteg dan Industri-industri kecil logam juga banyak menyimpan situs – situs sejarah yang perlu kita kenal lho. Oh ya, kali ini penulis akan menyampaikan sekelumit pengetahuan kepada kalian semua selama perjalanan saat kegiatan tengah semester kemarin, Sabtu 23 Maret 2013. Kali ini siswa kelas 5 dan 6 SDN Slawi Kulon 03 mengadakan keliling dengan mengendarai alat transportasi tradisional yakni Dokar atau yang kita kenal Delman. Kebetulan jumlah delmannya cukup banyak nih yaitu 28 Delman...banyak khan. Start dari Sekolah kami mengadakan perjalanan mengelilingi Kota Slawi, melewati Gedung Pemda Kabupaten Tegal, Kantor DPRD Kab Tegal, Kantor Dikpora Kab Tegal serta taman-taman kota yang cukup asri dan indah hingga sampailah ke sebuah Situs bersejarah di kabupaten Tegal.. Yaitu tepatnya di Desa Kalisoka. Kita mengenalnya makam Purbaya.
Sayid Abdul Ghoffar atau dikenal dengan Pangeran Purbaya adalah salah satu Putera Raja Mataram (Panembahan Senopati). Semasa hidupnya Pangeran Purbaya mengabdikan diri untuk kepentingan penyebaran agama islam, meskipun sebenarnya Beliau mendapatkan bimbingan dan ajaran berbagai keilmuan baik ilmu Tata negara, Kanuragan, serta ajaran agama islam. Salah seorang guru Beliau adalah kakeknya sendiri yaitu Ki Gede Pemanahan.
Dalam pengembaraannya Beliau telah sampai di Tlatah Palembang, Pasundan, Banten, Kuningan, Sumedang, dan terakhir Beliau mukim di Kalisoka hingga wafat. Pangeran Purbaya beristerikan puteri pembayun anak Ki Gede Sebayu bernama RR. Giyanti Subalaksana. Ki Gede Sebayu sendiri dikenal sebagai tokoh di Tlatah Tegal sebagai Juru Demung yang diangkat oleh Raja Mataram (Panembahan senopati) sampai puncak keberhasilannya membangun Bendungan Danawarih dan memakmurkan wilayah Tegal dan sekitarnya. Dalam sejarah pengangkatan beliau sebagai Juru Demung merupakan mula pertama adanya pemerintahan yang diakui oleh Kerajaan Mataram di Tlatah Tegal sekitar tahun 1601 Masehi.
Beberapa peninggalan Pangeran Purbaya yang masih ada, yaitu bangunan Masjid Kasepuhan di Kalisoka, Khalwat (tempat dzikir bawah tanah) di Kalisoka, Balong ikan di Desa Cenggini Kecamatan Balapulang, dan beberapa benda-benda milik Beliau yang saat ini disimpan oleh keluarga. Keturunan Pangeran Purbaya tersebar di beberapa daerah Tegal, Brebes, Pemalang, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Hingga wafatnya, Pangeran Purbaya tidak dikenal sebagai tokoh pemerintahan atau Umara, tetapi lebih dikenal sebagai tokoh penyebar agama islam atau Ulama meskipun Beliau adalah putera seorang Raja Mataram.